GLOBAL
WARMING DAN EFEK RUMAH KACA
Global warming alias
pemanasan global merupakan masalah lingkungan hidup nyata yang harus dihadapi
oleh seluruh umat manusia, baik kini maupun nanti. Seperti yang telah Anda ketahui,
suhu di bumi terus mengalami peningkatan seiring dengan efek rumah kaca yang
terus terakumulasi seakan tidak ingin berhenti.
Bagi
Anda yang belum terlalu mengerti mengenai apa itu efek rumah kaca, berikut ini
adalah sedikit penjelasannya. Pada dasarnya, efek rumah kaca muncul diakibatkan
oleh melemahnya perlindungan yang diberikan oleh atmosfir bumi. Gangguan pada
atmosfir inilah yang menyebabkan aksi berantai pemasanan global.
Atmosfir
berperan untuk menyaring dan menahan panas yang diradiasikan oleh matahari.
Dalam keadaan normal, atmosfir akan meneruskan sejumlah radiasi panas matahari
dalam batasan wajar ke dalam permukaan bumi.
Panas
yang diterima oleh bumi sendiri ada yang kembali memantul dan ada juga panas
yang tidak dapat memantul atau tetap bertahan di permukaan bumi. Panas inilah
yang dibutuhkan oleh makhluk hidup agar suhu bumi tidak terlalu dingin.
Dalam
keadaan atmosfir lingkungan hidup yang semakin tipis karena ulah manusia, kini
atmosfir tidak lagi mampu memberikan perlindungan secara sempurna sehingga
mengakibatkan semakin banyak radiasi panas matahari yang diserap oleh bumi. Hal
inilah yang disebut dengan pemanasan global, suatu keadaan di mana panas bumi
semakin meningkat dan terus meningkat karena “kebocoran” atmosfir.
Lalu
mengapa disebut dengan “efek rumah kaca”? Karena efek pemanasan global terhadap
lingkungan hidup memang tidak berbeda dengan apa yang terjadi di dalam “rumah
kaca”. Ya, rumah kaca yang dimaksud adalah suatu bangunan yang memiliki atap
transparan (umumnya berupa kaca), biasanya berfungsi untuk menjaga pertumbuhan
tanaman-tanaman tropis yang membutuhkan tingkat kehangatan yang mencukupi.
Di
dalam rumah kaca, panas dari sinar matahari dibiarkan masuk ke dalam bangunan,
namun dirancang agar panas tersebut tidak banyak yang kembali keluar. Hasilnya,
suhu di dalam ruangan dapat meningkat dan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
tanaman-tanaman penghuninya. Bedanya, dalam pemanasan global, panas di
permukaan bumi terus meningkat dikarenakan “atap bumi” atau atmosfir mengalami
“kebocoran”.
PEDULI LINGKUNGAN HIDUP
Sejatinya,
apa yang terjadi saat ini memang merupakan ulah dari manusia sendiri. Kita yang
berperan sebagai khalifah di dunia ini, ternyata belum mampu menjaga
kepercayaan yang telah diberikan oleh Sang Pencipta.
Ya,
kerusakan lingkungan hidup yang terus dilakukan oleh umat manusia. Penggunaan
bahan bakar fosil yang tidak terkontrol, ditengarai merupakan salah satu
penyebab utama terjadinya pemanasan global. Satu liter bensin yang Anda
habiskan untuk pergi ke tempat kerja Anda, sedikit banyak turut ikut serta
dalam “usaha” membolongi atmosfir bumi.
Secarik
kertas yang Anda buang percuma setiap kali Anda melakukan kesalahan cetak
merupakan bagian dari aksi penebangan ratusan batang pohon yang harus ditebang
setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan administrasi Anda itu. Tentu saja, Anda
mungkin telah paham betul apa fungsi pepohonan di ekosistem ini, dan apa dampak
buruk yang akan terjadi ketika jumlah pepohonan semakin berkurang.
MENJAGA LINGKUNGAN HIDUP
Lalu
apa yang dapat kita lakukan untuk memperbaiki semuanya? Jawabannya adalah tidak
ada. Kerusakan telah terlanjur terjadi, hal itu mungkin terlalu sulit untuk
diperbaiki. Namun, tugas kita saat ini adalah mencegah agar kerusakan tersebut
tidak bertambah parah. Hentikan aksi perusakan lingkungan hidup sekarang juga!
Cukup banyak aksi go green yang
didengung-dengungkan oleh media massa, cukup banyak hal yang dapat Anda lakukan
untuk membuat bumi kita ini tetap terjaga. Hanya saja, bukan caranya yang
menjadi persoalan. Adalah kesadaran dan kemauan yang diperlukan agar ancaman
nyata ini tidak terwujud, esok hari atau mungkin ratusan tahun lagi.
Demikianlah
sebuah artikel tentang lingkungan hidup
dengan bahasan “Global Warming dan Efek
Rumah Kaca”. Semoga bermanfaat bagi Anda yang sedang membutuhkan ide
terkait contoh artikel lingkungan hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar